Makna Upacara Matur Piuning

Makna Upacara Matur Piuning

Kita sering mendengar kata matur piuning, bahkan kita juga sering terlibat dalam acara matur piuning, namun tahukah anda apa itu matur piuning? Untuk itu pada tulisan ini, akan menjelaskan pengertian dan makna pelaksanaan matur piunung. 




Hal ini sesuai dengan petunjuk weda yang mengatakan bahwa tidak gunanya untuk melakukan suatu upacara jika kita tidak mengetahui apa makna dari upacara tersebut. 

 “Nasyanti hawwyah kawyani naranamawijajanatam, bhasmi bhutesu wipresu mohad dattani datrbhid”

Terjemahan:

“Persembahan kepada Dewa dan Leluhur yang dilakukan oleh orang yang tidak tahu peratunyanya  adalah sia-sia, kalau memberi karena kebodohanya memberikan bagianya kepada Brahmana, persembahannya tidak ada bedanya dengan abu.”

Dari sloka yang diambil dari Manawa Dharmasastra 3.97 diatas, dapat disimpulkan bahwa wajib hukumnya untuk mengetahui tujuan dan makna matur piuning yang dilaksanakan agar tidak sia-sia. 

Pengertian Matur Piuning

Secara etimologi matur piuning berasal dari bahasa Jawa Kuno dari kata Matur dan Piuning. Matur berarti menghadap, sedangkan Piuning yang artinya memberitahukan atau mengabarkan. Jadi secara arti kata matur piuning adalah menghadap untuk memberitahukan atau mengabarkan.

Lalu pertanyaannya siapa yang diberitahukan atau dikabarkan? Tentu kita harus memperhatikan tempat acara matur piuning tersebut dilaksanakan. Dalam tradisi agama Hindu, matur piuning dilaksanakan ditempat suci seperti Pura, Candi dan lainnya. Matur piuning, dilaksanakan sebagai suatu upacara memohon restu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan Para Batara atau leluhur agar diberi keselamatan.

Matur piuning pada umumnya dilaksanakan ketika akan melakukan suatu kegiatan seperti pernikahan, ngaben, kegiatan lomba-lomba dan lain sebagainya.

Makna Pelaksanaan Upacara Matur Piuning 

Ada pun makna dari pelaksanaan matur piuning adalah agar kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan, kelancaran, keselamatan dan kesuksesan. Untuk itu, kita harus menghadap dan memberitahukan (matur piuning) kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa bahwa kita akan melaksanalan kegiatan.

Matur piuning juga bermakna sebagai simbol akan dimulainya suatu acara, sebab dilaksanakan sebelum acara atau kegiatan dilaksanakan.

Acara ini, dilaksanakan dengan mempersembahkan daksina, banten dan canang sari, kemudian dipimpin oleh seorang pemangku atau pinandita sebagai perantara pesan yang diharapkan oleh orang yang akan melakukan matur piuning kepada Tuhan.

Ada pun yang harus diperhatikan dalam melaksanakan matur piuning adalah baik buruknya hari. Sebab, umat hindu percaya bahwa baik buruknya hari sangat menentukan keberhasilan suatu upacara. Ini dapat ditentukan berdasarkan pananggal dan panglon, sasih, wuku dan dawu.  Selain itu, hari baik melakukan matur piuning juga bisa dilakukan dengan meperhatikan hari-hari suci hindu seperti hari Purnama dan Tilem.

Kegiatan matur piuning dalam masyarakat Hindu khususnya Hindu Bali merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan. Karena mereka percaya bahwa jika hal tersebut tidak dilaksanakan, maka akan terjadi musibah yang tidak diinginkan. Untuk itu wajib hukumnya untuk melaksanakan matur piuning meminta restu dan bimbingan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengn rencana

Post a Comment

Previous Post Next Post