Melukat Dalam Persfektif Hindu

Ritual melukat adalah tradisi yang mirip dengan siraman, dipercaya dapat membersihkan pikiran dari kotoran, kejemuan, dan pengaruh ilmu hitam. Dengan melaksanakan ritual ini, seseorang diharapkan dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, nyaman, damai, dan bahagia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang menganggap bahwa ritual ini memiliki manfaat bagi kesehatan mental.
  1. Melukat adalah proses pembersihan dan penyucian diri baik secara lahiriah maupun batiniah, dalam rangka menghilangkan akibat dari malepataka.
  2. Upacara melukat termasuk dalam kategori upacara manusa yadnya.
  3. Dalam pelaksanaannya, melukat dapat dilakukan dengan dua cara: menuju sumber air atau toya yang dianggap suci, atau melalui penyucian air yang disebut Tirtha Penglukatan, yang disediakan oleh Sulinggih yang memiliki otoritas.
  4. Karena manusia diciptakan oleh Panca Dewata, penting bagi manusia untuk membersihkan diri secara lahiriah dan batiniah melalui upacara melukat agar dapat kembali kepada Tuhan yang Maha Suci dalam keadaan suci.
  5. Praktik melukat dalam agama Hindu disesuaikan dengan tujuan tertentu, seperti penglukatan oton, sapuh leger, dan melik.

Sarana Pelukatan Sendiri.

Siapkan 1 butir bungkak gading ( kelapa gading muda), 1 bunga jepun, 1 bunga sandat, segelas air tirta/toya anyar, bija, cannag beras jinah (bokor/wadah untuk beras, isi sesari seiklasnya, isi canang besar di atasnya) dupa3, segehan kuning.

Kasturi/potong buka ataa bungkak gading, letakkan di pelinggih kelulan/padma/pelankiran/tempat yang diyakininuntuk memohon tirta pengelukatan disertai sarana canang beras jinah dupa 3, segels tirta yang berisi 1 bunga sandat, bija, yang dibawahnya di letakkan segehan  putih kuning.

Seteah semua sarana siap serta sarana kita untuk sembahyang juga siap, ambil sikap duduk, asana pranayama, karasodana, ambil 1 bunga jepun taruh di uluhati, rapalkan mantaram puja tirta amertha, puja ratutiga sakti hyang eulan dan puja pura dalem.

Om Tirtha Amerttha Suddha Nirmala Yan Namah Swaha

Om Ang Ung , Mang Serayu Tirtha Pawitram Parama Satyam Tiga Adnyanam. Gannga Ranu Toyam Bhanam, Sarwa Karya Prastistanam.

 Om Brahma Wisnu Iswara Dewam, Tri Purususa Suddhatmaka, Tri Dewa Tri Murti  lokam, Sarwa Wighnam Winasanam.

 Om Catur Dewi Maha Dewi, Catur Asrama Bhatari, Siwa Jagat Pati Dewi Durga Masarira Dewi, Om Catur Dewi Dipata Ya Namah

 

Dilanjutkan dengan dengan sesontengan/bahsa sendiri “ bahwa saya memohon tirta pelukatan kepada Ida Batara untuk diri saya (sebtkan nama) supaya dibersihkan dari segala kekotoran energi dimensi lain yang bersifat negative yang menghambat/mengganggu diri ini dan diajuhkan dari hal buruk, baik itu terlihat maupun tidak terlihat serta mohon perlindungan Ida Batara selalu.

 

Lalu masukkan bunga yang kita pegang tadi ke dalam bungkak gading kemudian ketisin 3 kali ke pelinggih/pelangkiran , 3 kali ke segehan. ambil bungkak gading lakukan pengelukatn di luar kemulan/atau halaman dengan cara ketisin ke diri 3 kali, kumur 3 kali, minum 3 kali, raup 3 kali sisanya guyur dari kepala.

Selanjutya lakukan kramaning sembaha seperti biasanya, Kemudian tunas tirta/toya anyar di depan pelinggih/pelangkiran. seperti nunas tirta pada umumnya, sisa tirta siram di kepala, bunga sandat disuntingkan, gunakan bija.

Duduk kembali cakupkan  tangan  gunakan Bahasa sendiri atas rasa terimakasih dan restu telah melakukan permohonan pelukata mandiri.


Post a Comment

أحدث أقدم