Implementasi dan Tahapan Penerapan Kurikulum Merdeka

Hay... sobat akasara berjumpa lagi di blog membca aksara pada kesempatan ini admin akan berbagi mengenai bagaimana Implemintasi Kurikulum Merdeka dalam satuan Pendididkan. Kurikulum Merdeka merupakan sebuah kurikulum baru yang ditujukan sebagai sebuah opsi bagi semua satuan pendidikan yang mana didalam proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang siap melaksanakan kurikulum merdeka. Kurikulum bari ini baru di launching oleh kemendikbud 2022.

Sedangkan kurikulum sendiri adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 

Kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Nantinya meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. 


Implementasi Kurikulum Merdeka

Kemudian Implementasi kurikulum diwujudkan dalam bentuk pengalaman belajar dengan prinsip-prinsip yang menjadikannya lebih mudah dan lebih efektif untuk dikomunikasikan ke berbagai pihak seperti pimpinan sekolah, pendidik, pengawas sekolah, dan staf pendukung lainnya.

Implementasi merupakan bagian dari keseluruhan manajemen kurikulum yang mencakup : pengembangan kurikulum (curriculum development),

1. Implementasi (implementation),

2. Umpan balik (feedback), evaluasi (evaluation),

3. Modifikasi (modification), dan

4. Konstruksi kurikulum (curriculum construction).

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan terdapat prinsip-prinsip yang menunjang tercapainya implementasi kurikulum yakni :

1. Perolehan kesempatan yang sama yaitu prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat dengan memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2. Berpusat pada anak yaitu adanya upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri.

3. Pendekatan dan kemitraan yaitu seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan, mulai dari Taman Kanak-kanak, kelas I hingga kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam pengalaman belajar difokuskan pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Hal ini menuntut kemitraan dan menjadi tanggung jawab bersama antara peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, dunia kerja dan industri serta orang tua dan masyarakat.

4. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan yaitu standar kompetensi disusun oleh pusat, namun cara pelaksanaannya disesuaikan Dalam implementasi kurikulum ada perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan penilaian terhadap pelaksanaan yaitu sebagai berkut:

1. Tahap perencanaan yakni menetapkan tujuan tertulis dalam visi dan misi satuan pendidikan.

2. Tahap pelaksanaan yakni menjadikan perencanaan sebagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan dengan berbagai pengarahan dan motivasi agar setiap yang terlibat dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai peran, tugas, dan tanggung jawab masing-masing.

3. Tahap evaluasi yakni merupakan proses penilaian sesuatu berdasarkan kriteria tertentu yang akan menghasilkan kumpulan data atau informasi yang dibutuhkan.

Beberapa faktor untuk mengimplementasikan kurikulum 

  1. Faktor perencanaan yakni implementasi kurikulum membutuhkan perencanaan yang baik dan jelas mengenai bagaimana organisasi dan mekanisme implementasi.
  2. Faktor substansi (isi) kurikulum yang mencakup karakteristik kurikulum seperti apakah memiliki kejelasan, baik tujuan, pendekatan, dan atau pun tata kelolanya, realistik dan relevan sehingga memperkuat kontekstualitas implementasinya, dan kerangka konseptual yang mendasari pengembangan kerangka isi konseptual bahan ajar.
  3. Faktor pendidik yakni ada tiga faktor penting dari guru sebagai faktor-faktor yang membatasi implementasi kurikulum yaitu kompetensi dan attitude, diskusi dan partisipasi dan kualitas guru. Ketiga faktor tersebut menunjuk pada kompetensi; baik kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian maupun kompetensi sosial.
  4. Faktor iklim dan budaya sekolah yakni inovasi-inovasi baru dapat mencakup: tema-tema yang diusung, tata kelola, pendekatan dalam proses pembelajaran, muatan dan isi kurikulum, dan atau sistem penilaian. Inovasi membutuhkan perubahan dalam pola pikir, sikap, dan juga iklim serta budaya sekolah.
  5. Faktor peran kepala sekolah yaitu fungsi manajerial kepala sekolah mencakup fungsi perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi, serta fungsi pengembangan.

Pelaksanaan Masif

Kurikulum merdeka tidak dilaksanakan secara serentak dan masif hal ini sesuai kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi(Kemendikburistek) yang memberikan keleluasaan satuan pendidikan dalam mengimplementasikan kurikulum.

Beberapa program yang mendukung implementasi kurikulum merdeka adalah :

1. Adanya program Sekolah Penggerak dan

2. Sekolah Menengah Kejuruan

beberapa strategi implementasi kurikulum merdeka yang akan dijadikan tinjak lanjut dari kebijakan Kemendikburistek. 

Strategi pertama rute adopsi kurikulum merdeka secara bertahap, pendekatan strategi ini adalah bagaimana memfasilitasi satuan pendidikan mengenali kesiapannya sebagai dasar menentukan pilihan implementasi kurikulum merdeka serta memberikan umpan balik berkala (3 bulanan) untuk memetakan kebutuhan penyesuaian dukungan implementasi kurikulum merdeka dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Strategi kedua yaitu menyediakan Asesmen & Perangkat Ajar (High Tech), pendekatan strategi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi dalam menyediakan beragam pilihan asesmen dan perangkat ajar (buku teks, modul ajar, contoh projek, contoh kurikulum) dalam bentuk digital yang dapat digunakan satuan pendidikan dalam melakukan pembelajaran berdasarkan kurikulum merdeka.

Strategi ketiga yaitu menyediakan Pelatihan Mandiri & Sumber Belajar Guru (High Tech), pendekatan strategi yang juga

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang berfungsi dalam melakukan pelatihan mandiri kurikulum

merdeka yang dapat diakses secara daring oleh guru dan tenaga kependidikan untuk memudahkan adopsi kurikulum merdeka disertai sumber belajar dalam bentuk video, podcast, atau e-book yang bisa diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).

Strategi keempat yakni menyediakan narasumber kurikulum merdeka (High Touch), pendekatan strategi yang digunakan dalam menyediakan narasumber kurikulum merdeka dari sekolah penggerak/SMK pusat keunggulan yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka. Pengimbasan bisa dilakukan dalam bentuk webinar atau pertemuan luring yang diadakan pemerintah daerah atau satuan pendidikan. Pertemuan luring bisa dilakukan dalam bentuk seminar tatap muka, workshop, maupun pertemuan lainnya yang di lakukan di daerah maupun satuan pendidikan.

Strategi yang terkahir adalah strategi kelima yakni memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar (High Touch), Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak maupun diinisiasi Pengawas Sekolah sebagai wadah saling berbagi praktik baik adopsi kurikulum merdeka di internal satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan.




Post a Comment

Previous Post Next Post