Atma Sebagai Sumber Kehidupan Semua Mahkluk Hidup di Alam Semesta
Sradha yang kedua dalam ajaran Agama Hindu adalah percaya dengan adanya Atma. Atma Tattwa yaitu filsafat tentang adanya atma atau jiwa yang menjadi sumber kehidupan semua mahkluk hidup . Atma adalah percikan-percikan terkecil dari Paramatman (Sang Hynag Widhi) yang berada disetiap mahkluk hidup.
Hubungan anatara atma dengan badan ibarat sebuah bola lampu dengan listrik. Bola lampu tidak akan mampu menyala dan memberikan sinarnya tanpa adanya listrik, demikian pula dengan badan jasmani tidak akan hidup tanpa atma. setiap yang bernafa atau hidup pasti mempunyai Atma.
Atma yang menghidupkan mahkluk sehingga disebut dengan mahkluk hidup. mahkluk hidup ada tiga yaitu tumbuhan, hewan dan manusia, atma menjiwai semua mahkluk yang ada di alam ini apabila atma sudah meninggalkan tubuh mahkluk maka disebut mati atau meninggal, bila diumpamakan Brahman sebagai matahari dan ataman-atman sebagai sinar-Nya yang terpancar memasuki dalam hidup semua mahkluk.
Pengertian Atma
Ātmān adalah sumber hidup dari segala makhluk hidup. Ātmān juga diartikan sebagai percikan-percikan terkecil dari parama ātmān. Ātmān juga diartikan sebagai sinar suci dari Brahman (SangHyang Widhi). Setiap yang bernapasmempunyai ātmān sehingga merekadapat hidup. Ātmān adalah hidupnya semua makhluk (manusia, hewan, tumbuhan, dan sebagainya).
Pustaka suci Bhagavad-gītā VIII.3 menyebutkan sebagai berikut.
aksaram brahma paramam svabhāvo`dhyātmam ucyate bhūtabhāvodbhava-karo visargah karma-samjñitah
Artinya:
Makhluk hidup yang tidak dapat dimusnahkan dan bersifat rohani disebut Brahman, dan sifatnya yang kekal disebut adhyātman, atau sang diri. Perbuatan berhubungan dengan perkembangan badan-badan jasmani para makhluk hidupdisebut karma atau kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala.
Selain pustaka suci Bhagavad-gītā yang menjelaskan ātmān, penjelasan terkait ātmān juga dijelaskan dalam pustaka suci Weda Parikrama.
Dalam pustaka suci Weda Parikrama, disebutkan bahwa:
eko devah sarva bhutesu gudhah sarva vyapi sarva bhutaratma karma dhayaksah sarva bhutadiwasah, saksi ceto kevalonirgnasca
Artinya:
Satu zat yang bersembunyi dalam setiap makhluk yang mengisi semuanya yang merupakan jiwa batin semua makhluk raja dari semua perbuatan yang tinggal dalam semua makhluk saksi yang hanya terdapat dalam pikiran saya.
Kutipan sloka di atas menjelaskan bahwa setiap makhlu khidup diresapi oleh zat yang disebut ātmān. Dalam diri makhluk hidup terdapat ātmān, semua kegiatan yang kita lakukan, ātmān menjadi saksinya. Ātmān yang terdapat pada setiap makhluk hidup bersumber dari Sang Hyang Widhi. SangHyang Widhi adalah pencipta, pemelihara dan pengembali seluruh isi alam semesta. Ātmān yang telah masuk ke dalam tubuh manusia disebut jiwātmān.
Jiwātmān adalah ātmān yang telah masuk ke dalam tubuh dan memberikan kekuatan hidup.Apabila seseorang meninggal, maka Ātmān-nya akan keluar dari tubuhnya. Banyak orang mengatakan bahwa ātmān sama dengan Roh, namun sesungguhnya Roh berbeda dengan ātmān.Roh adalah badan astral atau badan halus yang membungkus jiwa Ātmān yang telah meninggal. Roh inilah yang akan dilahirkan kembali dengan segala karma wasana-nya.
Ātmān yang telah memasuki badan manusia akan terpengaruh sifat-sifat keduniawian. Ātmān yang terpengaruh sifat keduniawian menjadi bodoh atau tidak mengetahui jati dirinya. Ātmān telah terbelenggu oleh badan manusia, ātmān menjadi avidya.
Sifat -Sifat Atma
Ātmān yang terdapat dalam diri manusia sesungguhnyamemiliki sifat yang sama dengan Brahman. Persamaan antara Sang Hyang Widhi dan ātmān dijelaskan melalui kalimat berikut“Brahman Ātmān Aikyam” yang artinya Brahman dan ātmān ituadalah tunggal sebab ātmān merupakan bagian dari Tuhan. Seperti halnya Tuhan yang memiliki sifat–sifat khusus, juga mempunyai sifat–sifat yang tertuang dalam pustaka suci Bhagavad-gītā.
Pustaka suci Bhagavad-gītā II.20 menyebutkan sebagai berikut.
na jāyate mriyate vā kadācinnāyam bhūtvā bhavitā vā na bhūyah ajonityah śāśvato’yam purānona hanyate hanyamāne śarīre
Artinya:
Ini tak pernah lahir, juga tak pernah mati atau setelah ada takakan berhenti ada. Ia tak dilahirkan, kekal, abadi, sejak dahuluada; dan Dia tidak mati pada saat badan jasmani ini mati.
Pustaka suci Bhagavad-gītā II.23 menyebutkan sebagai berikut.
nainam chindanti śastrāni nainam dahati pāvakah,na cainam kledayanty āpo na śosayati mārutah
Artinya:
Senjata tak dapat melukai-Nya, dan api tak dapat membakarNya, angin tak dapat mengeringkan-Nya dan air tak dapatmembasahi-Nya.
Dalam pustaka suci Bhagavad-gītā II.24 menyebutkan sebagai berikut.
acchedyo’yam adāhyo’yam akledyo’śosya eva ca,nityah sarva-gatah sthānur acalo’yam sanātanah.
Artinya:
Sesungguhnya dia tak dapat dilukai, dibakar dan juga tak dapatdikeringkan dan dibasahi; Dia kekal, meliputi segalanya, takberubah, tak bergerak, dan abadi selamanya.
Dalam pustaka suci Bhagavad-gītā II.25 menyebutkan sebagai berikut.
avyakto’yam acintyo’yam avikāryo’yam ucyate,tasmād evam viditvainam nānuśocitum arhasi
artinya
Dia tak dapat diwujudkan dengan kata–kata, tak dapatdipikirkan dan dinyatakan, tak berubah–ubah; karena itu dengan mengetahui sebagaimana halnya, engkau tak perlu berduka.
Berdasarkan uraian sloka - sloka dalam Bhagavad-gītā di atas dapat kita rangkum berbagai sifat-sifat ātmān, antara lain:
- acchedya artinya tidak terlukai senjata,
- adahya artinya tidak terbakar oleh api,
- akledya artinya tidak terkeringkan oleh angin,
- acesya artinya tidak terbasahkan oleh air,
- nitya artinya abadi,
- sarwagatah artinya ada di mana-mana,
- sathanu artinya tidak berpindah-pindah,
- acala artinya tidak bergerak,
- awyakta artinya tidak dilahirkan,
- achintya artinya tidak terpikirkan,
- awikara artinya tidak berubah,
- sanatana artinya selalu sama dan kekal.
Fungsi Atma
Ātmān, selain berfungsi sebagai sumber hidup. Ātmān memiliki tiga fungsi, yaitu:
1. Ātmān sebagai sumber hidup citta. Citta adalah alam pikiran,meliputi pikiran, perasaan, dan intuisi.
2. Ātmān bertanggung jawab atas baik buruk segala karmakita.
3. Ātmān sebagai sumber hidup sthula sarira meliputi darah,daging, tulang, lendir, otot, sumsum, otak, dan sebagainya.
Upaya Mengenal Atma Sebagai Sumber Kehidupan
Dalam diri manusia terdapat sumber hidup yang berasaldari Sang Hyang Widhi atau Brahman. Sumber hidup makhluk hidup dapat kita rasakan dengan melakukan hal-hal yang dapat menumbuhkan rasa bhakti kepada Sang Hyang Widhi. Untuk menemukan Ātmān yang tersembunyi di dalam diri manusia, manusia perlu mengadakan hubungan dengan Ātmān (Yoga).Yoga berfungsi untuk memberikan pengenalan yang lebih dalam tentang Ātmān, yang tersembunyi di dalam lubuk hati yang paling dalam. Dalam melakukan hubungan pada Ātmān dalam diri dan Tuhan dapat memilih empat cara, melalui empat cara ini kita mampu mengenal Ātmān lebih baik lagi. Keempat jalan atau cara tersebut adalah; dengan cara bekerja, pengetahuan, menyayangi, dan meditasi. Manusia merupakan makhluk yang memiliki pribadi yang unik, terdapat beberapa pribadi manusia yang menjadi acuan seseorang memilih cara yang tepat, seperti suka merenung, aktif, emosional, dan empiris (menekankan pada pengalaman). Upaya-upaya yang dapat dipilih dalam mengenal Ātmān yakni:
1. Melalui pengetahuan atau Jnana Yoga merupakan cara mengenal ātmān dalam diri dengan mempelajari pengetahuan-pengetahuan tentang ātmān dalam kitab - kitab suci yang ada. Pengetahuan menuntun manusia mengenal secara logis ātmān dalam dirinya melalui metode mendengar dari orang-orang bijaksana, berpikir, dan membayangkan dirinya sebagai roh abadi itu.
2. Melalui cinta atau bhakti yoga cara mengenal ātmān dengan mencintai setulus hati, mencintai kehidupan, dan mencintai-Nya tanpa pamrih. Mencintai seluruh makhluk hidup karena setiap mahkluk hidup dihidupi oleh ātmān.
3. Melalui kerja atau Karma Yoga cara mengenal ātmān dengan jalan menolong orang lain tanpa mengharapkan hasil seperti memberikan punia, mengajarkan pada mereka yang perlu bimbingan, serta melakukan perbuatan - perbuatan yang dapat membantu orang merasa bahagia. Dengan memberikan kebahagiaan kepada orang lain, akan memberikan rasa bahagia untuk diri kita.
4. Melalui meditasi atau Raja Yoga cara mengenal ātmān dengan melakukan perenungan diri yang sangat dalam sampai menemukan atau mengenal ātmān secara lebih baik lagi. Melalui meditasi manusia diarahkan mengenal baik atmān dalam dirinya yang memiliki sifat yang sama dengan Brahman.
Post a Comment