PURA BESAKIH

PURA BESAKIH

Pura Besakih, sering disebut sebagai "Mother Temple" (Pura Ibu) di Bali, merupakan kompleks pura terbesar dan paling penting di Pulau Dewata. Terletak di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali, Pura Besakih memiliki sejarah yang panjang dan kaya yang mencerminkan perkembangan agama dan budaya di pulau tersebut.

Sejarah Pura Besakih:

  1. Asal Usul: Pura Besakih dipercaya telah berdiri sejak lebih dari seribu tahun yang lalu, dengan beberapa bukti menunjukkan bahwa kompleks ini telah digunakan sebagai tempat pemujaan sejak zaman prasejarah. Menurut legenda, pura ini didirikan oleh Rsi Markandeya, seorang pendeta Hindu dari Jawa, pada abad ke-8. Beliau melakukan perjalanan ke Bali dan menetapkan lima pura utama di tempat yang sekarang dikenal sebagai Pura Besakih.

  2. Perkembangan Kompleks: Kompleks Pura Besakih terdiri dari 23 pura yang tersebar di lereng Gunung Agung. Pura Penataran Agung adalah yang terbesar dan paling suci dari semua pura dalam kompleks ini. Pura ini berfungsi sebagai pusat kegiatan religius dan ritual bagi umat Hindu di Bali. Struktur pura-pura lainnya mencakup Pura Batu Madeg, Pura Kiduling Kreteg, dan Pura Ulun Kulkul.

  3. Peranan dalam Agama dan Budaya: Pura Besakih memainkan peranan sentral dalam agama Hindu Bali. Kompleks ini sering menjadi tempat pelaksanaan berbagai upacara besar dan penting dalam kalender Hindu Bali, termasuk upacara Eka Dasa Rudra yang hanya diadakan setiap 100 tahun sekali. Pura ini juga menjadi simbol spiritual dan identitas budaya bagi masyarakat Bali.

  4. Bencana dan Pemulihan: Pura Besakih telah mengalami beberapa bencana alam, termasuk letusan Gunung Agung pada tahun 1963. Meskipun lava mengalir di dekat kompleks pura, keajaiban terjadi ketika lava berhenti tepat sebelum mencapai pura, dianggap sebagai tanda kekuatan spiritual tempat tersebut.

Arsitektur dan Tata Ruang:

Pura Besakih dibangun dengan mengikuti prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali. Setiap pura di kompleks ini memiliki tata ruang yang mencerminkan konsep kosmologi Hindu Bali. Tiga bagian utama (Tri Mandala) dari kompleks ini meliputi:

  1. Nista Mandala (Zona Luar): Bagian terluar yang berfungsi sebagai tempat persiapan sebelum memasuki area yang lebih suci.
  2. Madya Mandala (Zona Tengah): Area ini digunakan untuk berbagai aktivitas ritual dan upacara.
  3. Utama Mandala (Zona Inti): Bagian terdalam dan tersuci di mana pelinggih (altar utama) dan tempat pemujaan dewa-dewa berada.

Pengaruh dan Makna:

Pura Besakih bukan hanya menjadi pusat agama Hindu di Bali, tetapi juga menjadi destinasi wisata terkenal yang menarik pengunjung dari seluruh dunia. Tempat ini memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan spiritual dan budaya Bali.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi situs resmi Pura Besakih atau referensi lainnya seperti Balipedia dan Wikipedia.

Post a Comment

Previous Post Next Post