Apakah Benar Tumpek Landep Upacara Pawetonan Mobil ?
Pelaksanaan upacara hari suci Tumpek Landep datangnya setiap enam bulan sekali, tepatnya jatuh pada hari Sabtu, Kliwon Wuku Landep.
Untuk dapat menyimak makna dari hari suci Tumpek Landep maka admin dapat memberikan penjelasan berdasarkan sumber-sumber sastra Agama Hindu serta dari makna yang terkandung didalam sebutan pasupati. Kata pasupati berasal dari kata pasu dan pati, kemudian kata pasou dapat diartikan sebagai sato dan untuk mendapatkan maknanya maka kata sato dapat dihubungkan dengan tattwa menjadi kata sattwa sedangkan kata sattwa berasal dari suku kata sat dan twa, sat artinya inti dan twa artinya kebenaran. Begitu pula dengan kata pati yang artinya sumber maka kata pasupati dapat diartikan sebagai kekuatan yang timbul, tetap bersumber pada kebenaran.
Pada pelaksanaan upacara tumpek landep juga mempergunakan uparengga (simbul suci) yang bersifat tajam yaitu sebilah senjata keris, karena keris ini memiliki tiga buah mata pisau yaitu pada rai keris disebelah kanan sebagai nyasa (simbul) kekuatan Hyang Brahma memiliki kekuatan sakti, demikian juga pada rai keris bagian kiri sebagai simbul kekuatan Hyang Wisnu, yang memiliki kekuatan sidi, dan pada ujung keris adalah sebagai simbul kekuatan Hyang Siwa, memiliki kekuatan Mandhi. Dari ketiga kekuatan tersebut tidak hanya bersifat spiritual saja namun juga bersifat nyata, seperti sidhi, dapat juga diartikan sidha yang maksudnya kebersihan, sedangkan kata Sakti dapat diartikan Sakta yang maksudnya ada dan kata Madhi dapat dartikan Mandha yang artinya Selalu Mengalir. Dengan demikian segala bentuk anugrah dari Sang Hyang Widhi ke dunia, selalu bersifat Wahyu dan Diatmika (Sekala niskala) agar tetap terjaganya keserasian, keseimbangan dan akherat atau alam bhaka dan alam fana.
Sehubungan dengan simbul senjata Keris, Keris merupakan budaya Hindu yang mengandung nilai-nilai tattwa yang sangat tinggi dan sakral, karena setiap ada kegiatan upacara Hindu, lebih sering disertakan dengan sebilah keris seperti upacara masang pedagingan, upacara tebasan penampahan, upacara perkawinan, upacara mepulang dasar bangunan suci, pada upacara nuntun Bethara, Dewa Hyang, dan lain-lain.
Namun kenyataanya dijaman sekarang dikalangan umat Hindu banyak umat tidak memiliki keris, malahan kalau memiliki senjata keris karena warisan, kerisnyapun dijual dijadikan uang dan banyak keris-keris sakral berasa pada orang-orang barat/asing.
Demikian juga mengenai pengertian umat Hindu dimasa sekarang terhadap makna dari pelaksanaan uapcara Tumpek Landep sering kali dipersepsikan sebagai hari pawetonan Mobil atau kendaraan bermotor, pengertian yang demikian adalah keliru namun mobil sah-sah saja jika dibuatkan upacara pada hari tumpek landep, tetapi simbul nilai Agama yang berupa keris harus ada, karena keris juga merupakan simbul adanya Tri Bhuwana yaitu Bhuwana Agung (Bhur, Bwah dan Swah) dan Tri Bhuwana pada Bhuwana Alit (Bayu, Sabda dan Idep)
Post a Comment