Punarbhava sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup

Punarbhava - Dalam kehidupan di dunia ini selalu ada dua hal yang saling berbeda (Rwa Bhinneda) ada yang cantik, ada yang buruk rupa, ada yang kaya ada juga yang miskin, ada yang hidupnya bahagia ada yang hidupnya tidak bahagia, ada yang terlahir sempurna ada yang kurang sempurna fisiknya atau cacat tubuh dan lain lain. Perbedaan ini disebabkan oleh perbuatan/karma masalalunya. 


Setiap perbuatan yang dilakukan atas dorongan indria dan kenafsuanadalah perbuatan buruk yang disebut Asubha Karma. Perbuatan tersebut akan mendatangkan dosa yang menyebabkan orang tersebut kelak akan terlahir dalam kehidupan yang lebih rendah. Seringkali kita temui ada orang yang terlahir cacat tubuhnya, seperti tidak punya tangan, matanya buta, tidak mempunyai kaki. Betapa kurang beruntungnya orang tersebut. Itu semua disebabkan akibat buah perbuatan masa lalunya yang menimbulkan bekas perbuatan (Karma Wasana) pada atma. Nantinya karma wasana itulah yang akan menentukan hidup kita di masa yang akan datang.


Dengan demikian tingkat kelahiran manusia berbeda-beda sesuai dengan jenis subha dan asubha karmanya. Atma yang lahir ke dunia ini membawa karma wasana (bekas perbuatan) masing-masing yang mengakibatkan kelahiran berulang-ulang dan membawa akibat suka dan duka. Bila belenggu karma wasana ini telah habis, maka atma akan dapatbersatu dengan asalnya, yaitu Brahman dan tidak lahir kembali yang disebut Moksa. Kelahiran yang berulang-ulang merupakan kesempatan baik bagikita untuk meningkatkan kualitas hidup kita untuk membebaskan atma dari belenggu kesengsaraan, karena kelahiran dan hidup kita di dunia ini adalahsuatu penderitaan sebagai hukuman akibat karma kita di masa yang lampau.


Kesempatan kita menjelma saat ini adalah kesempatan untuk melakukan perbuatan baik atau buruk, sedangkan di alam sana (sorga/neraka) adalah tempat untuk menerima hasil perbuatan kita. Orang yang selalu berbuat baik, kelak ia akan lahir menjadi orang yang berguna, berkedudukan tinggi, dan berderajat mulia. Tentang keutamaan terlahir sebagai manusia kitab Sarasamuscaya sloka 2-8 menegaskan, sebagai berikut:


“Diantara semua makhluk hidup, 

hanya yang dilahirkan sebagai manusia sajalah, 

yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, 

leburlah ke dalam perbuatan baik, 

segala perbuatan yang buruk itu, 

demikianlah gunanya (pahalanya) menjadi manusia”. (SS.2)


“Oleh karena itu, janganlah sekali-kali bersedih hati; 

sekalipun hidupmu tidak makmur; 

dilahirkan menjadi manusia itu, 

hendaklah menjadikan kamu berbesar hati, 

sebab amat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, 

meskipun kelahiran hina sekalipun”. (SS.3)


“Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; 

sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; 

demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.” (SS.4)


“Adalah orang yang tidak mau melakukan perbuatan baik, 

(orang semacam itu) dianggap sebagai penyakit yang menjadi obat neraka-loka; 

apabila ia meninggal dunia, maka ia dianggap sebagai orang sakit yang pergi ke suatu tempat di mana tidak ada obat-obatan, 

kenyataannya ia selalu tidak dapat memperoleh kesenangan dalam segala perbuatannya.” (SS.5)


“Kesimpulannya, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatan menjelma sebagai manusia ini, kesempatan yang sungguh sulit diperoleh, 

yang merupakan tangga untuk pergi ke sorga; 

segala sesuatu yang menyebabkan agar tidak jatuh lagi, 

itulah hendaknya dilakukan.” (SS.6)


Demikian keuntungan terlahir sebagai manusia yang ditegaskan dalam kitab suci tersebut, ini merupakan kesempatan yang baik untuk selalu berbuat baik agar hidup kita semakin baik.

Post a Comment

Previous Post Next Post