Pelaksanaan Hari Suci Tumpek Wariga Di Jaman Modern

Pelaksanaan Hari Suci Tumpek Wariga Di Jaman Modern

Hari suci Tumpek Wariga datangnya setiap enambulan sekali tepatnya jatuh pada hari Sabtu Kliwon- wuku Wariga. Hari suci Tumpek Wariga juga disebut dengan tumpek bubuh, tumpek uduh, tumpek pengatag atau tumpek pengarah, masing-masing sebutan itu memiliki ciri-ciri tersendiri tetapi tetap memiliki satu tujuan dan satu makna.

Tumpek Wariga


Pelaksnaan upacara Tumpek Wariga adalah merupakan hari peringatan turunnya kekuatan manifestasi Sang Hyang Widhi dalam Swabhawanya sebagai Sang Hyang Sangkara ke dunia untuk menganugrahkan kesuburan serta kemakmuran alam semesta beserta isinya. Sang Hyang Sangkara adalah Dewa tumbuh-tumbuhan baik yang berada di Bhuwana Agung maupun Bhuawana Alit sehingga ekosistem yang berada di dalamnya menjadi harmonis.

Pelaksanaan upacara Tumpek Wariga memiliki makna sebagai penyupatan terhadap tumbuh-tumbuhan baik untuk Buwana Agung mapun Bhuwana Alit.

Pelaksanaan hari Tumpek Wariga telah dilaksanakan oleh umat Hindu sejak dari dahuludan berkesinambungan khususnya yang ada di Bali dan sudah sepantasnya harus tetap dilestarikan. Namun pada kenyataanya di masayarakat pelaksanaan Tumpek Wariga masih bersifat sepihak, dalam artian hanya yang memiliki pepohonan yang menghasilkan untuk umat. Kadang beberapa masayarakat tidak melaksanakan upacara Tumpek Wariga, demikian juga banyak masyarakat melaksanakan upacara Tumpek Wariga hanya untuk pepohonan saja namun bagi dirinya sendiri tidak. Melihat dari kenyataan inilah pengetahuan agama dari umat perlu untuk ditingkatkan dengan harapan nanti agar pengamalan ajaran agamanya dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan tiga kerangka agama Hindu.

Sesungguhnya menurut petunjuk sastra-sastra agama Hindu (Lontar Tutur Begawan Agastyaprana dan Lontar Sundharigama), bahwa pelaksanaan dari upacara Tumpek Wariga bukan bagi yang hanya memiliki pepohonan yang menghasilkan saja namun tumbuh-tumbuhan bangsa semak-semak, rumput-rumput pun mengena upacara tersebut.

Pelaksanaan Tumpek Wariga tidak hanya ditujukan pada Bhuwana Agung saja namun juga untuk Bhuwana Alit karena manusia makan sayur-sayuran , buah-buahan itu artinya didalam tubuh manusia telah terdapat unsur-unsur dari tumbuhan itu sendiri. Dan dari unsur-unsur tumbuhan inilah  membantu proses dalam tubuh manusia memiliki bulu-bulu diseluruh tubuh. Oleh karena itu bulu-bulu yang ada pada tubuh manusia inilah sebagai simbul tumbuh-tumbuhan di Bhuwana Alit yang sudah sepantasnya juga harus mendapatkanpenyucian pada upacara Tumpek Wariga.

Pelaksanaan upacara Tumpek Wariga memiliki makna sebagai penyupatan terhadap tumbuh-tumbuhan baik untuk Buwana Agung mapun Bhuwana Alit.

Post a Comment

Previous Post Next Post