Hari Suci Agama Hindu di Nusantara

Hari Suci Agama Hindu di Nusantara

1.  Hari Suci Umat Hindu di Bali

Umat Hindu di Bali memiliki berbagai macam hari suci yang disebut Rerahinan. Rerahinan ini ada yang diperingati setiap 15 hari sekali, seperti Kajeng Kliwon. Ada juga Rerahinan yang jatuh setiap 35 hari, seperti Buda Kliwon, Tumpek, Buda Cemeng (Buda Wage), dan Anggara Kasih. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.


A. Rerahinan Buda Kliwon 

Datangnya setiap Rabu Kliwon. Adapun nama-nama Buda Kliwon, yaitu: 

  1. Buda Kliwon Sinta 
  2. Buda Kliwon Gumbreg 
  3. Buda Kliwon Dungulan 
  4. Buda Kliwon Pahang 
  5. Buda Kliwon Matal 
  6.  Buda Kliwon Ungu
B. Rerahinan Tumpek 
Datangnya setiap Sabtu Kliwon. Adapun nama-nama Tumpek, yaitu: 
  1. Tumpek Landep 
  2. Tumpek Wariga 
  3. Tumpek Kuningan 
  4. Tumpek Klurut 
  5. Tumpek Uye 
  6. Tumpek Wayang
C. Rerahinan Buda Cemeng 
Datangnya setiap Rabu Wage. Adapun nama-nama Buda Cemeng, yaitu: 
  1. Buda Cemeng Ukir 
  2. Buda Cemeng Warigadean 
  3. Buda Cemeng Langkir 
  4. Buda Cemeng Merakih 
  5. Buda Cemeng Menail 
  6. Buda Cemeng Klawu
D. Rerahinan Anggara Kasih 
Datangnya setiap Selasa Kliwon. Adapun nama-nama Anggara Kasih, yaitu: 
  1.  Anggara Kasih Kulantir 
  2. Anggara Kasih Julungwangi 
  3. Anggara Kasih Medangsia 
  4. Anggara Kasih Tambir 
  5. Anggara Kasih Prangbakat 
  6. Anggara Kasih Dukut

2. Hari Suci Agama Hindu di Jawa

Umat Hindu di Jawa, terutama di wilayah Tengger, memiliki hari suci yang dikenal sebagai Pujan. Pujan berarti pemujaan, yadnya, atau persembahan. Pelaksanaan Pujan didasarkan pada sasih dalam kalender Hindu di Tengger. Ada beberapa jenis Pujan, seperti Pujan Karo, Pujan Kasada, dan Pujan Kasanga. Pada hari suci Pujan Kasada, umat Hindu mempersembahkan sesaji berupa hasil bumi dan ternak peliharaan. Sesaji tersebut disimpan dalam wadah yang disebut ongkek, kemudian dipersembahkan di kawah Gunung Bromo sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan perlindungan dari marabahaya.

3. Hari Suci Umat Hindu Etnis Toraja Barat

Umat Hindu etnis Toraja Barat merayakan hari suci yang disebut Manuk Akpak. Hari suci ini dirayakan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal dan akhir musim kemarau. Perayaan Manuk Akpak yang berlangsung di awal musim kemarau dikenal dengan sebutan Randuk Allo, yang biasanya diadakan sekitar bulan November atau Desember. Sedangkan perayaan Manuk Akpak di akhir musim kemarau disebut Tappak Allo, yang dirayakan sekitar bulan Mei atau Juni.

Manuk Akpak diperingati untuk mengenang kemenangan Nenek Layang Tanduk, yang dikisahkan berhasil mengalahkan Pattamboak. Dalam cerita tersebut, Nenek Layang Tanduk melambangkan dharma, sedangkan Pattamboak melambangkan adharma. Oleh karena itu, hari suci Manuk Akpak menjadi simbol kemenangan dharma atas adharma.

Pada perayaan ini, umat Hindu etnis Toraja Barat mempersembahkan hewan kurban berupa ayam. Ayam yang dipersembahkan dipilih dengan cermat berdasarkan warna bulu, warna sisik, dan harus bebas dari cacat. Jumlah ayam yang dipersembahkan disesuaikan dengan jumlah Dewata, perwujudan Puang Matua, yang dimohonkan kehadirannya.

Perayaan Manuk Akpak merupakan salah satu contoh hari suci umat Hindu di Nusantara, dan masih banyak lagi hari suci lainnya yang ada di berbagai daerah. Semua ini adalah warisan budaya yang adi luhung, dan menjadi kewajiban kita untuk melestarikannya.







Post a Comment

Previous Post Next Post