Contoh-Contoh Catur Pramāna


Catur Pramana

Manusia dalam hidupnya wajib untuk selalu belajar mengenali dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya dengan berbagai cara sebagaimana yang diajarkan dalam agama Hindu yang disebut dengan istilah Catur Pramāna. Kata Catur Pramāna berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Catur dan Prama. Catur artinya empat dan Pramāna artinya pengetahuan yang berlaku dan benar. Jadi, Catur Pramāna adalah empat kupasan dalam mencari kebenaran. Aliran ini diajarkan oleh filsafat Nyaya tokoh pendirinya adalah Rsi Gautama. Sistem berpikir Nyaya realistis, alat yang dipahami untuk mendapatkan kebenaran disebut Pramāna sedangkan pengetahuan yang berlaku dan benar disebut Prama



1. Contoh Pratyaksa Pramāna

a) Contoh pengamatan Nirwikalpa Pratyaksa ialah pengamatam yang tidak ditentukan, yaitu mengamati sesuatu tanpa mengetahui volume, berat, warna, dan jenis dari obyek yang diamati. Bisa jadi karena salah memberikan sifat maka pengetahuan itu menjadi semu. Misalnya melihat seutas tali bisa dilihat sebagai ular karena salah memberikan sifat pada tali tersebut. jadi ular seperti tali atau tali seperti ular.

b) Contoh Pengamatan Savikalpa Pratyaksa ialah pengamatan yang ditentukan atau dibeda-bedakan. Yaitu mengamati suatu obyek yang menjadikan kita tahu dan mengerti secara betul tentang sasaran (obyek) yang diamati, baik ukurannya, sifatnya, maupun jenisnya. Misalnya mengamati tentang meja, ia akan mendapatkan pengetahuan yang benar tentang meja itu. Apakah meja bahannya dari kayu, besi, dan lain sebagainya. Apakah meja itu segi empat atau bundar. Jadi semua pengetahuan tentang meja itu didapatkan dari pengamatan langsung apa yang dilihatnya.

2. Contoh Anumana Pramāna

Anumana Pramāna adalah ajaran tentang penyimpulan. Misalnya di tempat yang jauh dari kita melihat ada asap mengepul, maka dapat kita simpulkan bahwa sebelum asap itu tentu ada sesuatu yang terbakar oleh api, atau dengan asap kita tahu bahwa di sana juga ada api, karena asap dan api memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Secara nyata kita tidak dapat melihat udara atau oksigen yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Bila kemudian kita melihat makhluk dapat hidup di dalam air seperti tumbuh-tumbuhan atau plankton, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam air itu tentu ada udara. Atau seseorang melihat “gunung berasap” kemudian disimpulkan bahwa “gunung itu berapi” walaupun apinya belum dapat dilihat.

Cara menyusun Anumana itu sebagai berikut:

a. Gunung itu berapi

b. Sebab itu berasap

c. Apa saja yang berasap tentu saja berapi

d. Gunung itu berasap, sedangkan asap senantiasa menyertai api

e. Jadi gunung itu berapi

Untuk kesimpulan diatas ada hal umum yang berlaku yaitu adanya hubungan erat antara api dengan asap. Walaupun baru hanya melihat asapmya saja sudah dapat disimpulkan dengan adanya “Api” itu sendiri.

“Yatra yatra dhumah, Tatra tatra wahnih : artinya dimana ada asap disitu ada api.

3. Contoh Upamāna Pramāna

Upamāna Pramāna adalah cara mendapatkan pengetahuan yang benar berdasarkan perbandingan antara nama dan objek. Misalnya orang telah tahu binatang kucing. Bila ingin memberikan pengetahuan tentang rupa harimau akan dapat dibandingkan dengan binatang kucing.

Contoh lainnya misalnya seorang anak diberi tahu ibunya bahwa binatang yang namanya komodo itu rupa dan bentuknya mirip dengan biawak tetapi lebih besar, bahkan bisa sebesar seekor buaya. Dalam hal ini si anak sudah mengetahui binatang yang rupanya buaya dan biawak, maka ketika si anak pergi ke kebun binatang dan melihat seekor binatang sebesar buaya yang rupa dan bentuknya mirip dengan biawak, ia segera menyimpulkan bahwa binatang tersebut adalah binatang komodo, seperti yang dikatakan ibunya. Jadi dalam hal ini si anak mencoba membandingkan kenyataan yang dilihatnya/diamatinya dengan apa yang telah didengarnya, disertai tambahan keterangan tentang rupa yang bermiripan dengan biawak serta besarnya yang sebanding dengan seekor buaya. 

Atau dengan contoh lain sebuah almari yang sangat indah dibuat oleh tukang kayu yaitu orang yang mempunyai kemampuan dan daya cipta untuk membuat sebuah almari yang bagus dan kita berpikir lagi bahan almari dibuat dari kayu dan kayu berasal dari pohon. Manusia mempunyai otak, berpikir dengan akalnya dari mana datangnya pohon dan siapa yang menghidupi. Segala sesuatu yang ada pada alam semesta ini pasti ada yang menciptakan, berdasarkan analogi manusia bahwa pohon termasuk isi alam semesta ini diciptakan oleh Hyang Widhi Wasa.

4. Contoh Sabda Pramāna / Agama Pramāna

Kesaksian dari orang suci yang dapat dipercaya yang dinyatakan dalam kata-katanya dan dari kitab suci Veda sebagai wahyu dari Tuhan. Cerita-cerita itu dipercaya dan diyakini karena kesucian batin dankeluhuran budi dari para Maharsi itu. Apa yang diucapkan atau diceritakannya menjadi pengetahuan bagi pendengarnya.

Misalnya: guru ilmu pengetahuan alam bercerita bahwa di angkasa banyak planet-planet, sebagaimana juga bumi berbentuk bulat dan berputar. Setiap murid percaya kepada apa yang diceritakan gurunya, oleh karena itu tentang planet dan bumi bulat serta berputar menjadi pengetahuan yang diyakini kebenarannya, walaupun murid-murid tidak pernah membuktikannya.


Post a Comment

Previous Post Next Post